Monday, August 2, 2010

Financial Planning for Mom Part II

Mariiii...kita lanjut Part II :)

"Mom as a Financial Manager"

Aku kutip lagi sedikit profil pembicaranya dulu ya. Safir Senduk adalah seorang Perencana Keuangan. Menempuh pendidikannya di STIE IBMI Jakarta, ia memiliki sertifikasi CFP atau Certified Financial Planner. Safir mendirikan Biro Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan pada awal tahun 1998.

Selain melayani klien, memberikan pelatihan serta menjadi pembicara seminar, Safir juga menulis sembilan buku *WOW!* yang tergabung dalam Seri Perencanaan Keuangan Keluarga dan Seri Kiat Praktis Perencanaan Keuangan, dengan salah satu bukunya yang berjudul "Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?" yang menjadi best seller dan telah dicetak ulang hingga 17x hanya dalam waktu 2 tahun *17x WOW!*. Semua buku Safir diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo *silahkan dicari buku-buku lainnya ya...ada buku baru loh... :D*.

Selain menulis buku, Safir juga sering tampil pada acara-acara talkshow di televisi dan radio. Saat ini ia juga memiliki sejumlah rubrik dan acara di beberapa media, diantaranya media cetak Harian Seputar Indonesia Minggu dalam Rubrik "Klinik Investasi". Dan memiliki layanan Tips Keuangan via SMS di *500*75# khusus pengguna Telkomsel.

Nah, kalau mau dapet Tips Keuangan 5-10 tips per hari, follow aja twitternya di @SafirSenduk :D

Sekarang kita masuk ke materinya...

Materi kedua ini juga dimulai dengan pertanyaan pada pengantarnya, "Tahukah Anda bahwa kalau Anda adalah seorang Mom, maka Anda biasanya juga menjadi Manager Keuangan dalam Keluarga?"

*Hayooo tau gak..? Yang tau boleh ngangguk, yang gak tau...ssttt...diem aja ya... :p*

Kok bisa sih? Bisa dong!

Karena kesepakatannya seperti ini, suami adalah Pencari Nafkah dan istri adalah Mengelola Pendapatan yang masuk, sehingga otomatis si istri menjadi seorang Financial Manager alias Manager Keuangan. *Tuh kan, ternyata kita itu hebat ya, Mom... ^_^*

Tapi karena ini adalah kesepakatan turun temurun yang tidak tertulis dalam keluarga, sehingga gak semua keluarga melakukan fungsi ini dengan baik. Bahkan ada yang kebalikannya (suami - istri). Gak salah sih. Walau pun demikian, kesepakatan ini tetap ada dan masih berlaku umum.

Posisi kita sebenernya udah enak loh, Mom, keren lagi 'Financial Manager' :D tapi masalahnya kebanyakan dari kita gak ngerti sama Ilmu-Ilmu Keuangan. Jadinya kadang-kadang untuk pengeluaran kita sendiri aja masih boros ya? *definisi boros ada di Part I, inget kan? :)*

Jadi gimana dong biar bisa jadi Financial Manager yang baik dalam keluarga? Yuk, mari ikuti aku... *eh*

Di makalahnya, Mas Safir Senduk memberikan 3 langkah yang harus diketahui. *ketahui dulu ya...setelah tahu, baru kita lakukan*

Langkah Pertama: "TETAPKAN TUJUAN KEUANGAN"

Yes! Langkah pertama memang selalu tujuan, kalo gak punya tujuan, kita mau ngapain?! Mending gak usah kemana-mana. Kayak naik taxi aja, pas ditanya tujuan sama supirnya, jawabnya terserah, akhirnya cuma muter-muter gak tentu arah trus balik ke tempat asal en cuma naikin argo aja hehehe...

Nah, tujuan ini terbagi menjadi 5 kelompok besar, yaitu:

1. Akumulasi dana untuk keperluan tertentu; dibagi 5 lagi nih...
- Sekolah anak
- Pensiun
- Rumah, kendaraan & barang-barang
- Liburan
- Perjalanan ibadah

Silahkan dicermati sendiri ya, Mom, mana tujuan yang sudah dimiliki, mana yang belum. Aaaagghh...tidaaak! Ternyata belum ada semua :(( *tuh tuh kan jadi stress deh...jangan dong, fenomena poin 2-nya (di part I) jangan diikutin...*

Never too late. Seperti kata orang, "Masa depanmu ditentukan oleh UCAPAN dan TINDAKAN mu hari ini" Jadi lakukan sekarang! *asli ini bukan kata-kataku, ini #pepatah* :D

2. Cash Flow; apaan tuh?

Cash = kas; Flow = arus/aliran; jadi Cash Flow = Aliran/Arus Kas :D
Cash flow ini ada dua, yaitu:
- Uang Masuk
- Uang Keluar

Musti bisa bedain nih, Mom, mana yang uang masuk & mana yang uang keluar. Dicatat tiap bulannya. Kalo gak gitu, jangan-jangan selama ini 'besar pasak dari pada tiang' - besar pengeluaran dari pada pendapatan. :)

Tau gak, Mom? Ternyata arisan itu uang keluar loh, bukan tabungan apalagi investasi kerena jumlahnya tetap kan...ya gak? Jadi arisan mah buat sosialisasi aja ya, Mom, kalo mo nabung atau invest ya jangan di arisan hehehe...

3. Mengurangi hutang *kalo bisa malah melunasi sekalian...sigh*

Gimana yah ini ngomongin hutang, blank!...hehehe...kemaren Mas Safir ngomong apa ya?! Mungkin kita bikin list dulu ya, Mom, hutang kita itu pastinya apa aja sih? Trus bikin deh prioritas pelunasan dan setelah itu dicari jalan gimana caranya. Nah, kalo masih gak ketemu juga cara nguranginnya dan malah tambah stress *apalagi hutang CC hiiiyyy...* hubungin aja Perencana Keuangan. :D

4. Mengembangkan aset dan atau memperbesar aset.

Ini juga penjelasannya apa ya...? Gak inget. :p

Nyontek tempat lain deh...Secara definisi (kata Robert Kiyosaki), aset adalah barang-barang yang kita miliki yang mampu menjadi pemasukan buat kita tanpa kita harus bekerja di dalamnya.

Sebuah barang, misal rumah, bisa bernilai aset tapi juga bisa menjadi liabilitas *apa lagi ini?*

Liabilitas barang-barang yang kita miliki yang cepat atau lambat terus-terusan menguras kantong kita.

Rumah yang kita tempati menjadi liabilitas karena di situ ada biaya pajak, listrik, telepon, air, iuran RT, maintenance, dll. Tapi rumah yang kita kontrakkan bisa mejadi aset karena kita mendapatkan pemasukan dari situ, dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumah itu bisa dibiayai oleh rumah itu sendiri.

Uang dari aset (sebaiknya?) tidak boleh diambil untuk kebutuhan konsumtif tapi digunakan lagi untuk mengembangkan aset.

Jadi aset Mom apa aja? Yang jelas aset paling berharga pasti keluarga dong ya...kayak lagunya 'Keluarga Cemara' itu...

‘harta yg paling berharga, adalah keluarga…
istana yg paling indah, adalah keluarga…
puisi yg paling bermakna, adalah keluarga…
mutiara, tiada tara, adalah keluarga..’

Gak pa pa kita nyanyi dulu ya, Mom...biar fresh dikit :D

5. Proteksi; ini hubungannya sama asuransi.

Banyak kok jenis asuransi, kayak asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, dll. Tapi gak semua asuransi harus kita miliki.

Misal Asuransi Jiwa, cuma ada 2 kelompok orang yang harus punya asuransi ini:

1. Orang yang punya tanggungan. Tanggungan adalah orang-orang yang biaya hidupnya ditanggung dari penghasilan kita. Contoh: ayah sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggungan istri & anak. Tapi single bisa juga loh punya asuransi jiwa kalau kita nanggung biaya hidup atau biaya kuliah adik-adik kita, misalnya. Kalo kita masih single & gak punya tanggungan, ya sementara gak usah punya asuransi jiwa. :)

2. Orang yang punya (banyak) hutang. Ternyata hutang itu diwariskan loh...makanya hati-hati berhutang ya... *apalagi hutang CC hiiiyy...* :(

Setelah itu, baru deh ditentuin besar uang pertanggungannya. Caranya...hehehe...tanya langsung ke Agen Asuransinya atau Perencana Keuangan aja. :D

Selesai deh Langkah Pertama.

Sebelum ditutup...sepertinya there're something about 'Papan Skor'...but aku kurang yakin penjelasannya seperti apa *takut salah*.

Papan Skor harus kita buat sebagai tracking pengeluaran kita, modelnya sederhana saja, kolom-kolom seperti |No|Bulan|Jumlah|Centang|?...I'm not sure about the columns...Nanti aja deh ya, kalo ada acara seperti ini, aku perhatikan bener-bener :D

Kok udah panjang gini ya..? Langkah Kedua disambung lagi di Part III aja ya... :D
Eh, gak jadi deh, lanjut aja...tanggung hehehe...

Langkah Kedua: "TETAPKAN & MILIKI SEBUAH SISTEM"

Setelah memiliki TUJUAN biar jadi Financial Manager yang baik, harus memiliki & menetapkan sebuah SISTEM.

Sistem apa sih? Sistem itu sama dengan POLA, pola itu terbentuk dari kejadian yang berulang-ulang yang dilakukan terus-menerus. :)

Kenali dulu sistem yang sekarang ini kita jalankan, Mom... *siap-siap kaget!* :D

Ada sepasang suami istri memiliki dua orang anak dengan penghasilan Rp 10 juta/bulan. Ternyata pengeluaran pasangan tersebut juga Rp 10 juta/bulan tanpa ada sisa dari pemasukan. Maka selamat! Pasangan ini disebut dengan sistem yang pertama yaitu MISKIN. *oh noooo...tapi gue gak ngerasa miskin kok..!! - tersinggung* :p

Kemudian, ada sepasang suami istri dengan dua orang anak, dan penghasilannya Rp 10 juta/bulan juga. Bedanya pasangan ini menghabiskan Rp 2 juta/bulan untuk barang-barang konsumtif, seperti: baju, alat rumah tangga, elektonik, perabot, alat olah raga, dll(bisa dijual lagi kalau kepepet). Dan sisanya Rp 8 juta/bulan dihabiskan begitu saja untuk keperluan yang lain. Selamat! Pasangan ini disebut dengan sistem yang kedua yaitu PAS-PASAN alias MENENGAH. *hhhmmm...kayaknya gue yang ini deh...* :D

Terakhir, pasangan suami istri ini punya dua anak juga dan penghasilannya juga Rp 10 juta/bulan. Tapi melakukan pola yang berbeda dengan kedua pasangan di atas. Pasangan ini mengalokasikan Rp 1 juta/bulan untuk Harta Produktif seperti: tabungan, reksadana, emas, bisnis, unit link atau properti. Barang konsumtif Rp 2 juta/bulan dan sisanya Rp 7 juta/bulan dihabiskan. Oh ya, satu lagi yang membedakan, pasangan ini memiliki Dana Cadangan. Maka berikan selamat kepada pasangan ini. Mereka disebut dengan sistem yang ketiga yaitu KAYA. *ini gue bukan...bukan gue ini...* :))

Harta Produktif bisa memberikan pemasukan berupa bunga, capital gain, bagi laba, bagi hasil, anuitas, SHU (koperasi), dll. Dan hasilnya (sebaiknya) bisa diputar lagi. *istilah-istilah itu bisa di-googling aja ya....*

Jadi Mom semua ada di sistem yang mana? Insya Alloh kayaknya udah KAYA semua ya...apalagi setelah tau ilmunya. Amien. :)

Eh, KAYA-nya jangan dibandingkan sama yang di sinetron-sinetron atau infotainment loh ya...itu mah hiperbolik banget.

KAYA itu kalau dalam Perencana Keuangan adalah bisa hidup dari aset/ harta produktif tanpa harus bekerja secara fisik. *nah tuh, aset itu penting banget kan* :)

Trus caranya bisa KAYA (dari aset) gimana? Ada dua cara:
1. Bisa Letakkan aset di sebuah tempat dan dapatkan bunga/ bagi hasil/ deviden/ dll tiap bulan dari aset tersebut.
2. Aset kita (yang besar itu) diambil sedikit demi sedikit, dan tinggal berdoa saja semoga aset itu tidak habis sebelum kita meninggal hehehe... *jangan pilih yang ini ya...*

"Saya belum punya aset. Caranya biar punya aset gimana?"

"Yang ini jawabannya ada di Langkah Ketiga. Sabar ya..." :D

Langkah Ketiga: "PELAJARI SISTEM TERSEBUT & JALANKAN DENGAN BAIK"

Nih, jawabannya. Kalau dilihat dari Sistem Keuangan Orang KAYA tadi, ada 5 hal penting yang harus ada:
1. Pemasukan
2. Pengeluaran
3. Barang Konsumtif
4. Harta Produktif
5. Dana Cadangan

Hhmm...udah kepanjangan nih, penjelasannya dilanjut di Part III aja ya... :)

0 comments:

Post a Comment