Monday, August 2, 2010

Financial Planning for Mom Part I

Weh...satu lagi nih postingan yang rada melenceng dari 'keharusan' postingan di sini.

Maaf ya. Tapi asli deh, materi ini menarik banget dan wajib di-sharing :)
Lagian ada kok hubungannya sama hypnolangsing, ikutin aja terus ceritanya ya...kalo kepanjangan, akan dibikin part-part. *gaya deh...*

Karena di dalam tubuh yang (langsing) sehat terdapat jiwa yang kuat, dalam jiwa yang kuat terdapat pemikiran yang jernih, dalam pemikiran yang jernih terdapat tindakan-tindakan yang positif dan dengan tindakan yang positif akan membuat diri kita, (keuangan) keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita lebih maju. *disadur, agak maksa dikit* :D

Jadi ceritanya begini...
Hari Minggu kemarin tanggal 1 Agustus 2010, aku ikut seminar 'Financial Planning for Mom' di Hotel Gran Mahakam yang diadain sama Biro Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan. Pembicaranya ya Mas Safir Senduk sendiri dan Mas Ahmad Gozali.

*Aku pake bahasa sersan (serius tapi santai) aja ya...bukan bahasa Indonesia baku :)*

"Kok bisa loe tau ada seminar itu sih?"
"Gaul di twitter dong, trus follow @SafirSenduk dan @ahmadgozali. Hehehe..."

Jadi singkatnya, aku daftar nih...early bird loh, tau kan early bird? Itu loh yang bisa dapet harga lebih murah kalau daftar sebelum tanggal sekian, begitu... :D

Dan seminar pun dimulai...
Dibuka oleh mba Agnes Marlita yang cantik...ehem... *yang kebetulan pada hari itu berulang tahun, Selamat ya mba...*

Pembicara pertama adalah Mas Ahmad Gozali, aku kutip sedikit profil pembicaranya ya. Mas Ahmad Gozali adalah seorang Perencana Keuangan. Menempuh pendidikannya di sebuah sekolah tinggi dengan spesialisasi akuntansi, Gozali pernah bekerja di sebuah lembaga konsultasi menagemen. Setelah itu ia meneruskan karirnya di sebuat instansi pemerintah yang banyak berkutat dalam bidang anggaran dan keuangan negara.

Kecintaannya pada dunia keuangan membuatnya memutuskan untuk bergabung pada Safir Senduk & Rekan sejak tahun 2000....Gozali juga mengasuh beberapa rubrik di sejumlah media cetak seperti Tabloid Wanita Indonesia, Harian Umum Republika dan Majalah UMMI, menulis buku diantaranya Cashflow for Woman, Rich Kids; Belajar Kaya Sejak Kecil, dll, dan media elektronik Women Radio 94,3 FM Jakarta acara "Kantong Belanja" (setiap Kamis pukul 15.00 - 16.00 wib). Profil selengkapnya bisa dilihat di webnya aja ya... :D

Materi dimulai dengan pertanyaan, "Emang apa sih bedanya masalah keuangan untuk laki-laki dan perempuan?"

Emang apa bedanya? Kayaknya sih hampir sama, cuma perbedaan yang ada-adakan aja. Kata mas Gozali hal ini terjadi karena ada fenomena di masyarakat yang membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam masalah keuangan, yaitu:

1. Perempuan dituntut untuk bisa mengelola keuangan rumah tangga lebih baik dibanding laki-laki
2. Perempuan lebih stress terhadap permasalahan keuangan dibanding laki-laki
3. Perempuan memiliki penghasilan lebih rendah dari laki-laki
4. Perempuan hidup lebih lama dari laki-laki
5. Perempuan hidup lebih miskin di hari tuanya
6. Perempuan lebih konservatif (hati-hati dan low risk) dalam berinvestasi dibanding laki-laki
7. Perempuan dituntut untuk meluangkan lebih banyak waktu mendidik anak-anak daripada laki-laki. Konon katanya kecerdasan anak diturunkan dari kecerdasan ibunya. :)
8. Dalam masalah belanja, perempuan dan laki-laki memiliki kebiasaan dan ketertarikan yang berbeda

Ada anggapan juga bahwa perempuan lebih perlu saving dibanding laki-laki, mungkin karena poin nomor 4 ya? Dan sebenarnya perempuan juga lebih mudah saving dibanding laki-laki. Perlu dan mudah...seharusnya bukan menjadi sesuatu yang sulit ya? Iya gak? :D

Ada juga yang bilang perempuan lebih boros dibanding laki-laki. Sebagai perempuan sih, aku jelas gak setuju dong...tapi gak bantah juga sih hehehe....Lah trus gimana? :D

Ternyata begini fenomenanya, perempuan itu lebih sering belanja, sedangkan laki-laki lebih banyak belanja.

Bedanya apa sering & banyak? Sering itu keliatan belanjaaaa terus...itu yang kadang bikin perempuan keliatan boros. Nah kalo banyak itu, belanjanya jarang tapi sekali belanja nilainya bisa di atas rata-rata...apalagi kalo untuk urusan hobi atau minat. Tapi karena jarang, jadi gak keliatan boros. *ih, gak adil deh*

Jadi sebenernya sih sama aja ya. Bener gak mom? *nyari dukungan*

Mengenai poin 4 dan 5 ternyata adalah alasan mengapa sering kali kita dengar para ustad mengatakan, "Santuni anak-anak yatim, janda-janda tua dan kaum dhuafa". Dan tidak pernah kita dengar, "Santuni duda-duda tua." :D

Pertanyaan ini pernah dijadikan kuis di twitter sama Mas Ahmad Gozali. Aku kira awalnya ini pertanyaan main-main alias bercanda (karena gak ngikutin kultwit dari awal :p), dan dengan entengnya aku reply, "Karena yang ngomong ustad, coba yang ngomong ustadzah, pasti bilangnya duda-duda tua". And it was so stupid! *bodohnya aku hahaha...*

Untuk ke-8 poin di atas, boleh percaya, boleh tidak. Namanya juga fenomena, tidak seratus persen benar. :)

Khusus di seminar ini memang membahas sisi perempuan sebagai pengelola keuangan (keluarga).

Sesi kedua dilanjut sama Mas Safir Senduk yang membahas tentang "Mom as a Financial Manager".

Emang cuma mom yang kerja di kantor aja yang bisa jadi manager?! Full Time Mom (FTM) juga bisa loh...mau tau caranya? Tambah penasaran kan...?

Karena memang semakin sore materi seminar ini semakin menarik... :)

Tapi biar gak terlalu jauh scroll ke bawah, materi ini disambung aja di part-2 ya...mariiii... :D

0 comments:

Post a Comment